
Senin, 11/09/2017
Sengatan lebah adalah keadaan di mana lebah menusuk dengan sengat tajam ke korban. Berbeda dengan lebah besar atau tawon yang mencabut kembali sengatnya setelah menyerang, lebah madu meninggalkan sengat beserta kantung racunnya di tempat yang tersengat. Pada sebagian kasus, seseorang yang terkena sengatan lebah dapat mengalami reaksi luka atau alergi serius dan akan membutuhkan tindakan pengobatan secepatnya.
Lebah atau tawon umumnya tidak menyengat kecuali berada di dalam situasi yang dianggap mengancam dirinya. Seseorang biasanya hanya mendapat satu atau beberapa sengatan dari seekor lebah. Namun jika menyangkut gangguan yang melibatkan sarang lebah atau jenis lebah tertentu, maka seseorang berisiko terkena sengatan lebah secara berkelompok.
Sengatan lebah terjadi karena kandungan protein pada racun/bisa lebah memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan sel kulit sehingga menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan di sekitar area sengatan. Seseorang yang pernah tersengat lebah dan/atau memiliki alergi terhadap racun/bisa lebah akan berisiko mengalami alergi yang lebih berat hingga syok anafilaksis. Anafilaksis adalah sebuah reaksi alergi pada tingkatan yang parah hingga bisa menyebabkan kematian bagi penderita.
Beberapa jenis lebah yang memiliki sengatan yang kuat, antara lain tawon Vespid dan lebah Raksasa Asia yang menyerang untuk melindungi sarangnya.
Reaksi dari sengatan lebah lebih besar dampaknya kepada orang dewasa dibandingkan anak-anak. Faktor risiko lain dari sengatan lebah adalah lingkungan tempat tinggal yang memiliki populasi lebah atau sarang lebah yang aktif, dan memiliki pekerjaan atau hobi yang mengharuskan berada di luar ruangan.
Bentuk sengatan lebah pada kulit dapat ditandai dengan titik putih kecil di tengah benjolan yang muncul di area pusat sengatan. Gejala sengatan lebah bisa bermacam-macam dan bentuknya tidak selalu sama, mulai dari rasa sakit yang berlangsung sementara hingga reaksi alergi yang serius. Sebagian dari gejala serangan berikut dianggap umum terjadi, dimulai dari gejala yang ringan hingga serius.
Walau sebagian besar kasus sengatan lebah tergolong ringan dan tidak memerlukan penanganan dokter, seseorang yang reaksi alerginya menjadi makin parah sebaiknya tetap waspada. Reaksi alergi yang parah dapat berkembang menjadi reaksi alergi anafilaksis yang akhirnya dapat membahayakan nyawa. Segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Gejala anafilaksis yang mungkin dialami, antara lain:
Seseorang yang berulang kali tersengat lebah juga kemungkinan akan merasa sakit akibat penumpukan racun/bisa di dalam tubuh. Begitu juga dengan seseorang yang mendapat sengatan lebah secara bertubi-tubi harus segera dibawa ke dokter. Kondisi ini bisa menjadi kasus gawat darurat terutama pada anak-anak, lansia, dan penderita gangguan pernapasan atau jantung. Gejala yang patut diwaspadai, antara lain:
Beberapa jenis pemeriksaan yang umumnya digunakan untuk mendiagnosis reaksi gigitan atau alergi serangga adalah tes alergi pada kulit dan tes darah. Tes ini dapat digunakan juga untuk mendiagnosis reaksi alergi dari sengatan lebah (tawon) pada umumnya, termasuk lebah jenis lain, misalnya yellow jacket.
Tes kulit dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah kecil racun/bisa lebah di area lengan atau punggung bagian atas. Sebuah benjolan kecil akan muncul di area suntikan jika penderita terbukti memiliki alergi terhadap sengatan lebah.
Pada sisi lain, tes darah dilakukan dengan cara mengambil sampel darah untuk kemudian dites dengan beberapa alergen yang memiliki kemungkinan menjadi penyebab alergi. Penderita dinyatakan alergi ketika terdapat jumlah antibodi yang signifikan di dalam darahnya.
Sengatan lebah umumnya bisa ditangani di rumah untuk meredakan sakit yang ditimbulkannya, namun bagi yang mendapat sengatan lebah secara berkali-kali dan memiliki alergi terhadap sengatan lebah (tawon), maka penderita harus segera mendapatkan tindakan darurat medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Dokter dapat merekomendasikan epinefrin dalam bentuk suntik otomatis. Suntikan antialergi, atau imunoterapi yang diberikan secara berkala selama beberapa tahun juga mungkin dianjurkan untuk mengurangi reaksi alergi akibat racun/bisa dari sengatan lebah. Ketika serangan anafilaksis terjadi beberapa obat mungkin akan diberikan, yaitu:
Penderita alergi yang mengalami reaksi anafilaksis juga akan mendapatkan bantuan resusitasi jantung paru (CPR) terlebih dulu dari tenaga medis sebagai tindakan darurat medis pertama. Gelang peringatan bisa digunakan untuk menginformasikan orang-orang di sekeliling Anda tentang alergi atau kondisi kesehatan tertentu yang dimiliki dan apa yang harus dilakukan jika terjadi situasi darurat medis.
Berikut adalah beberapa langkah pertolongan pertama di rumah untuk kasus sengatan lebah kecil pada tingkatan ringan dan menengah yang bisa diterapkan pada anak-anak.
Selain racun/bisa, lebah juga meninggalkan zat kimia yang dapat memancing lebah lain ketika menyengat, misalnya lebah madu. Mencegah sengatan lebah bisa dilakukan dengan cara tetap diam dan tenang ketika berada di sekitar lebah yang beterbangan. Tutuplah hidung dan mulut, lalu secara perlahan-lahan tinggalkan area tersebut menuju gedung terdekat atau kendaraan yang tertutup. Mengusir atau bahkan memukuli lebah atau sarang lebah justru akan meningkatkan risiko tersengat. Beberapa langkah lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko tersengat lebah adalah: